1. Pengertian
Interaksi Sosial
Kodrat manusia sebagai makhluk sosial adalah keinginannya untuk
selalu hidup bersama dengan orang lain dalam suatu kelompok atau masyarakat.
Tidak seorang pun di dunia ini yang mampu hidup sendiri tanpa melakukan
hubungan atau kerja sama dengan orang lain. Karena pada kodratnya manusia
memiliki keterbatasan dan sejak lahir sudah dibekali dengan naluri untuk
berhubungan dengan orang lain. Misalnya, seorang balita memerlukan perawatan
dan bantuan ibunya karena ia belum mampu memenuhi kebutuhannya sendiri.
Selanjutnya, ia memerlukan pemeliharaan kesehatan, pendidikan, dan pergaulan.
Dari contoh tersebut
jelas bahwa pada dasarnya kita selalu membutuhkan orang lain. Kita membutuhkan
banyak hal dalam hidup kita. Semua kebutuhan hidup itu hanya dapat kita penuhi
dengan jalan mengadakan hubungan sosial dengan orang-orang yang ada di sekitar
kita. Melalui hubungan itu kita menyampaikan maksud, tujuan, dan keinginan untuk
mendapatkan tanggapan (reaksi) dari pihak lain. Hubungan timbal balik (aksi dan
reaksi) inilah yang kita sebut interaksi sosial. Jadi apakah yang dimaksud
dengan interaksi sosial? Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan dinamis yang
menyangkut hubungan antara individu dengan individu, antara individu dengan
kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok, baik berbentuk kerja sama,
persaingan, ataupun pertikaian.
2. Jenis - jenis
Interaksi Sosial
·
Interaksi
Antara Individu dengan Individu
·
Interaksi
Antara individu dengan kelompok
·
Interaksi
Antara Kelompok dengan kelompok
Ada
banyak sekali contoh interaksi sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari
kita, baik itu interaksi antara individu, interaksi antara individu dengan
kelompok, maupun interaksi antara kelompok dengan kelompok.
Dan
kita pun pasti melakukan salah satu interaksi sosial tersebut setiap harinya.
Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas salah satu bentuk atau jenis
interaksi sosial yang biasa dilakukan oleh warga negara kita. Yaitu interaksi antara
kelompok dengan kelompok yang berupa tawuran antar sekolah.
Jika
kita mendengar kata "tawuran" sepertinya sudah tidak asing lagi di
telinga kita. Bagaimana tidak ? Hampir setiap minggu atau bulan, media massa
dipenuhi oleh berita mengenai adanya tawuran antar sekolah maupun pelajar.
Inilah fenomena yang sering terjadi di negara tercinta kita, Indonesia. Sungguh
ironis memang.
Tawuran
antar pelajar maupun antar sekolah semakin marak terjadi dikarenakan adanya
geng-geng yang tercipta di sekolah. Perilaku anarki selalu saja dipertunjukkan
di depan publik. Dimana mereka sepertinya tidak merasakan rasa malu karena
tindakan tersebut, melainkan mereka merasa bangga karena ditakuti. Seharusnya
seorang pelajar tidak melakukan hal semacam itu, namun apa daya. Mereke mudah
untuk terpancing emosi oleh pelajar dari sekolah lain sehingga tawuran pun tak
dapat dihindarkan. Seharusnya mereka sadar akan perbuatan mereka, bahwa
perbuatan mereka itu salah.
Tawuran
ini pun juga menimbulkan dampak negatif, dimana secara fisik dengan adanya
tawuran ini. Para pelajar mendapati luka-luka karena perkelahian tersebut. Lalu
kerusakan bangunan gedung sekolah seperti kaca pecah terkena lemparan batu atau
mungkin kerusakan kendaraan bermotor. Kalau secara mental, kegiatan tawuran ini
dapat menimbulkan trauma pada korban tawuran yang secara tidak langsung
menggangu kehidupannya dikelak kemudian hari, merusak generasi muda, serta
menurunkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Dari
contoh Interaksi sosial di atas, maka interaksi sosial tersebut termasuk
kedalam interaksi sosial yang bersifat Dissosiatif, yakni yang mengarah kepada
bentuk-bentuk pertentangan atau konflik. Dimana konflik adalah proses sosial
antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan
paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam
jarak pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai
tersebut.
Lalu menurut saya, hal yang saya sebutkan di atas sangatlah mengecewakan. Seharusnya mereka semua memiliki kesadaran diri sendiri akan perbuatan yang mereka telah lakukan. Pihak sekolah juga diharapkan memberi sanksi yang sangat keras kepada muridnya yang melakukan tawuran, seperti dikeluarkan atau di dropout dari sekolah, sehingga jika ada yang ingin tawuran, mereka akan berpikir berpuluh-puluh kali lipat jika ingin melakukannya. Karena bagaimanapun juga, mereka adalah asset bangsa dan negara kita yang sangat berharga dan harus dijaga untuk membangun bangsa ini. Jika generasi muda hancur, maka bangsa dan negara kita pun akan ikut hancur atau runtuh pula dikarenanakan tidak ada yang dapat melanjutkan pemerintahan atau bekerja membangun negara ini sehingga menjadi negara yang maju. Diharapkan untuk kedepannya, para pelajar mempunyai kesadaran serta iman yang kuat untuk bertobat dari perbuatan-perbuatan tidak terpuji tersebut, sehingga generasi muda pun tidak menjadi rusak. Sehingga kelak dikemudian hari, para generasi muda dari sekarang dapat membawa perubahan yang besar bagi Indonesia yaitu menuju kesuksesan. Dan kita semua pun dapat BANGGA menjadi warga Negara Republik Indonesia.
-N7-
No comments:
Post a Comment